Pada saat ini sekolah swasta dan pesantren bagai jamur di musim hujan, tumbuh subur dan semakin banyak. Tak dapat dipungkiri kehadiran sekolah-sekolah swasta dan pesantren memberikan warna dalam dunia pendidikan di Indonesia umumnya dan di Gayo Lues khususnya. Kehadiran sekolah-sekolah tersebut memberikan banyak pilihan kepada para orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Antusiasme orang tua ini sekaligus juga menjadi tantangan tersendiri pada sekolah-sekolah negeri yang sudah ada dalam mempertahankan eksistensinya masing-masing.
Sebagai contoh, SD Negeri 4 Blangkejeren yang saat itu berada di Arul Lemu dengan kondisi sekolah sangat memprihatinkan dimana tiga kelas sudah tidak ada lagi peserta didiknya atau dengan kata lain hanya memiliki 3 kelas. Keadaan ini juga mengakibatkan guru yang sudah bersertifikasi harus mencari sekolah lain untuk mencukupi beban jam mengajarnya.
Tantangan belum berhenti sampai disitu, ketika jumlah siswa yang sangat sedikit, gedung sekolah juga dialih fungsikan, sehingga pemerintah daerah memerintahkan sekolah harus berpindah gedung yang tadinya berada di Arul Lemu ke desa Sentang Blower. Ini menjadi masalah tersendiri bagi orang tua/wali siswa, karna kondisi orang tua siswa dari ekonomi menengah ke bawah dan sebagian orang tua memindahkan anaknya dengan alasan lokasi sekolah yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal mereka dan tidak mempunyai biaya transportasi bagi anak-anak mereka.
Dengan kondisi sekolah yg berada di perkotaan tapi dengan jumlah siswa yang sangat sedikit dan gedung sekolah yang juga sangat memprihatinkan, Rahmah Wati sebagai kepala sekolah dan tim tidak patah semangat, mereka tetap optimis dan berupaya semaksimal mungkin untuk mempertahankan eksistensinya dengan memanfaatkan semua sumberdaya yang dimiliki.
Tantangang lainnya yang juga dihadapi orang tua pada umumnya mengenai kegemaran anak terhadap gadget yang semakin parah. Kepala sekolah dan seluruh dewan guru melakukan tindakan yang cukup berani untuk berinovasi dalam melaksanakan program sekolah yaitu SEPARI (sekolah sepanjang hari) yang kita kenal dengan full day school. Kepala sekolah dan dewan guru mengambil langkah cepat untuk mendiskusikan program tersebut dengang orang tua/wali siswa tentang kegiatan separi. Bak gayung bersambut para orang tua/wali siswa sangat gembira dan antusias menyambut pelaksanaan kegiatan ini.
Meskipun program ini bukan program baru di dunia pendidikan pada umumnya dan bukan hanya baru SD Negeri 4 Blangkejeren saja yang melaksanakannya. Pihak sekolah juga menyadari bahwa kegiatan ini tidaklah mudah untuk dapat dilaksanakan mengingat banyaknya sekolah-sekolah umum yang berhenti di tengah jalan dalam pelaksanaan full day school dengan berbagai alasan, namun mereka yakin tekad kuat, keseriusan dan ketekunan tentu akan membuahkan hasil yang baik.
Dengan dukungan yang diberikan oleh orang tua/wali siswa yang sangat besar dan kerja keras seluruh dewan guru, Sekolah Dasar Negeri 4 Blangkejeren berhasil menjalankan program separi sesuai rencana.
Tantangan lain muncul saat melaksanakan kegiatan separi, saat itu kegiatan sore hari siswa adalah belajar tuntas membaca, matematika/berhitung yang masih dinilai kurang efektif. Kepala sekolah mengadakan evaluasi dan komunikasi dengan orang tua/wali siswa untuk pelaksanaan separi yang sudah berjalan dengan menambah pelajaran yang diberikan dengan mengisi pelajaran keagamaan, bahasa inggris, dan berhitung. Managem sekolah mendatangkan guru-guru khusus untuk mengajarkan pelajaran tersebut yang sudah mempuni dibidangnya.
Kegiatan separi tidak hanya diisi dengan pelajaran keagamaan seperti mengaji, bahasa inggris, berhitung ini dinilai sangat efektif dan menunjukkan perubahan positif yang signifikan.
Kegiatan separi disekolah ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri sehingga menjadi salah satu sekolah yang diminati orang tua disekitar sekolah maupun di luar lingkungan sekolah untuk menyekolahkan anak mereka. Mengingat animo masyarakat terhadap pelajaran keagaman untuk bekal anak-anak kedepan dalam menghadapi era zaman yang kian maju dan di dominasi dengan budaya-budaya luar. Orang tua tentu saja berharap banyak kepada sekolah yang dapat menjadi tempat menuntut ilmu dunia dan akhirat.
Selain itu di sela-sela jeda pelajaran pagi ke sore hari setelah makan siang dan sholat dzuhur berjamaah anak-anak diberikan waktu untuk istirahat tidur siang, sekolah memfasilitasi kegiatan tidur siang ini dengan memisahkan antara siswa dan siswi. Kegiatan tidur siang ini juga sangat efektif untuk perkembangan anak.
Selain kegiatan-kegiatan tersebut, sekolah mengupayakan untuk meningkatkan prestasi sekolah baik prestasi siswa, guru maupun kepala sekolah dengan mengikuti ajang-ajang bergengsi baik di tingkat kabupaten, tingkat provinsi bahkan nasional. Ini terbukti dengan diraihnya predikat Juara 1 Kepala Sekolah SD Berprestasi tingkat Kabupaten Gayo Lues dan Juara 3 (Tiga) Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Provinsi Aceh. Juara Cerdas Cermat tingkat SD se Kabupaten Gayo Lues dan banyak lagi prestasi lainnya yang mulai didapatkan para peserta didik. Namun bagi sekolah prestasi yang sangat menggembirakan adalah sekarang tidak ada lagi kelas yang kosong, bahkan tahun ini peserta didik kelas 1 mencapai dua kelas dan sampai saat ini terus bertambah jumlahnya.
Kegiatan separi di SD Negeri 4 Blangkejeren ini sudah berjalan selama satu tahun dan hasilnya sangat luar biasa baik bagi peserta didik yang sudah terhindar dari kecanduan gadget dan orang tua siswa juga merasa lebih tenang dan bahagia dengan adanya program separi ini.
Untuk memudahkan orang tua pihak sekolah juga menfasilitasi kegiatan separi dengan catering sekolah yang relatif murah dengan makanan yang cukup bergizi. Selain itu, SD Negeri 4 Blangkejeren menciptakan suasana sekolah yang ramah anak dan juga lingkungan dengan menyediakan kantin sehat sehingga anak-anak tidak jajan sembarangan dan keluar dari lingkungan sekolah yang dapat membahayakan.
Kepercayaan orang tua/wali siswa kepada pihak sekolah agaknya tidak dapat diragukan, dimana program-program yang ditawarkan oleh pihak sekolah disambut baik dan disahuti oleh orang tua/wali siswa dengan antusias.
Rahmah Wati, sebagai kepala sekolah bersama dewan guru dan dengan dukungan dari Komite sekolah, para orang tua/wali siswa, pengawas sekolah, Dinas Pendidikan dan pihak-pihak lainnya merasa yakin akan mampu menjawab tantangan, bersaing dan bertahan di tengah gempuran sekolah-sekolah swasta dan pesantren.
Kita tidak iri dengan sekolah swasta dan pesantren, justri kita diberi peluang untuk berenovasi dan menata celah kelemahan yang dihadapi dunia pendidikan umum. Yang terpenting adalah kemauan keras, istiqamah dan menata tim yang kuat.
Rahmah Wati D.Pd .Gr
Penulis adalah Kepala sekolah SD 4 Blangkejeren