ARA NEWS.ID | Rumah adat tradisional Gayo dikenal dengan nama umah pitu ruang, yang berarti rumah tujuh ruang.
Rumah ini berbentuk rumah panggung yang berdiri di atas suyen (tiang) setinggi dua meter. Biasanya tiang rumah terbuat dari kayu damar.
Umah pitu ruang berbentuk persegi panjang dan dihuni oleh beberapa keluarga. Panjang bangunan berkisar antara 5-9 tiang dan lebarnya sekitar empat tiang (terdiri atas tiga ruangan) Kedua tiang panjang (banjar tengah) di sebut reje tiang dan peteri atau mentri.
Letak rumah Gayo biasanya membujur dari timur ke barat dan letak tangga yang menuju pintu masukbiasanya dari arah timur atau utara.
Rumah yang dianggap normal letaknya dibangun di arah timur sampai barat, disebut bujur dan yang letaknya utara sampai selatan disebut lintang.
Jika sama sekali tidak mengikuti arah mata angin, maka rumah seperti ini di sebut sirung gunting.
Rumah Adat gayo merupakan rumah panggung dengan tinggi tiang antara 2–2,5 meter dengan jumlah tiang 39 batang.
Ada yang berbentuk persegi empat dan delapan, terbuat dari kayu, beratap ijuk, dan tidak menggunakan paku serta dapat bertahan selama ratusan tahun. Penggunaan tiang penyangga yang selalu berjumlah ganjil secara filosofi melambangkan nilai keislaman.
Rumah adat Gayo memiliki tujuh ruang, dengan satu ruang utama yang dinamakan lepo. Rumah dengan tiga ruang memiliki 16 tiang, sedangkan rumah dengan lima ruang memiliki 24 tiang. Tiang – tiang tersebut berdiri pada pondasi yang terbuat dari batu kali ataupun batu alam dan tiang – tiangnya terbuat dari kayu uyem (pinus)