“Nti Pesompong i Pintu”, Sebuah Cermin dan Peringatan Dalam Istilah Gayo

- Redaksi

Jumat, 22 September 2023 - 14:15 WIB

5469 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Oleh : Buniyamin S

Dalam kata Bahasa Gayo banyak dijumpai istilah yang bermakna larangan. Seperti “KEMALI”, ini sindiran halus yang menyatakan sebuah larangan. Ada juga kata “PANTANG”, agar tidak dikerjakan dan lain-lain.

“Nti Pesompong i Pintu”, juga sebuah cermin yang identik dengan sifat maupun karakter. Seperti karakter “Ike Nge Jemput Nti Jerngom”  artinya memadai apa yang sudah diraih, jangan terlalu rakus.

Secara leterleg, kata ” Nti Pesompong i Pintu”, bukanlah kesukaan seseorang secara kasat mata suka duduk di depan pintu, namun lebih kepada sindiran halus betapa Bahasa Gayo kaya akan makna yang tidak secara serta merta menunjukkan pelarangan atau ketidaksukaan, namun tamsil secara harfiah harus dihindari dari sebuah larangan itu sendiri.

Tamsilan tersebut bisa nimaknai sindiran dari sebuah kenyataan betapa membosankannya seseorang melihat sesuatu, dimana sesuatu itu adalah itu…itu saja tanpa adanya perubahan. Atau bisa dimaknai rasa keakuan yang dia nilai sendiri bahwa dialah hanya seorang.

Maka dalam Bahasa Gayo kita mengenal dengan istilah “MUKEMEL”. Istilah ini merupakan ganjaran atas cermin dan sindiran “Pesompong i Pintu ” tadi.

Jika seseorang sudah mengatakan ” Nti Pesompong i Awah Ni Pintu”, maka naluri Ke’Gayoannya akan lahir sifat “Mukemel” tadi. Artinya tanpa sindiran atau perintah, cermin dan karakter tersebut akan ditinggalkan.

Ada satu faktor dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi lahirnya sifat “Pesompong i Pintu”. Dimana kita mengenal sifat “Panglime”. Terkadang “Pantang” (larangan) kalau sifat seseorang itu bukan pejuang atau panglime. Akibat sifat “Panglime” inilah lahir sifat ego serta keakuan, artinya meyakini dialah yang paling “Panglime” dari ” Panglime” lainnya.

Betapa indahnya makna kata dalam istilah Bahasa Gayo, dimana istilah-istilah tersebut harus diwariskan kepada generasi mendatang sebagai tutur halus, dan lebih dari itu untuk memaknai sebuah larangan sebagai wujud dari rasa “Mukemel”.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Kutalu Gerelmu Ine
Pemerintahan Sarak Opat Gayo Lues
Hubungan Antara Gayo Dan Karo Pada Sosok Sibayak Lingga Raja Senina
PEMANGO | Bejamu Saman Roa Lo Roa Ingi, Kampung Padang Terangun Dengan Kampung Kutelintang
Rumah Adat Suku Gayo

Berita Terkait

Rabu, 18 Desember 2024 - 13:49 WIB

Sejarah Singkat Terbentuknya Muhammadiyah Kabupaten Gayo Lues.

Rabu, 18 Desember 2024 - 11:22 WIB

Semarakan Milad Muhamadiyah Gayo Lues Berbagi.

Senin, 16 Desember 2024 - 13:09 WIB

Hati-hati Aksi Pencurian Mulai Marak di Gayo Lues

Rabu, 11 Desember 2024 - 14:40 WIB

Pemkab Gayo Lues Dorong BPS Sajikan Data Yang Akurat.

Selasa, 10 Desember 2024 - 14:55 WIB

Wujudkan Program SBS Gayo Lues Pacu Pembangunan Jamban diseluruh Desa

Sabtu, 7 Desember 2024 - 16:03 WIB

H. Jata : Guru Penggerak Diharap Dapat Membantu Memajukan Pendidikan Di Gayo Lues.

Rabu, 4 Desember 2024 - 21:36 WIB

Atasi Banjir Perkim Bangun Drone Hole di Kota Blangkejeren.

Selasa, 3 Desember 2024 - 22:51 WIB

Kejari Seleksi Duta Sadar Hukum Tingkat Kabupaten Gayo Lues.

Berita Terbaru

GAYO LUES

Arung Jeram Putri Betung Menantang Namun Menyenangkan

Sabtu, 16 Sep 2023 - 18:55 WIB

BANDA ACEH

Sejarah Singkat Terbentuknya Muhammadiyah Kabupaten Gayo Lues.

Rabu, 18 Des 2024 - 13:49 WIB

BANDA ACEH

Semarakan Milad Muhamadiyah Gayo Lues Berbagi.

Rabu, 18 Des 2024 - 11:22 WIB

BANDA ACEH

Hati-hati Aksi Pencurian Mulai Marak di Gayo Lues

Senin, 16 Des 2024 - 13:09 WIB

BANDA ACEH

Pemkab Gayo Lues Dorong BPS Sajikan Data Yang Akurat.

Rabu, 11 Des 2024 - 14:40 WIB