Blangkejeren, Sebuah gebrakan luar biasa kembali terjadi di Kampung Kota Blangkejeren, Kecamatan Blangkejeren. Pelatihan life skill Barista Kopi yang digelar hari ini, Rabu (14/05), menjadi sorotan publik karena dinilai mampu memutus mata rantai peredaran narkotika yang kian meresahkan di wilayah Gayo Lues.
Camat Blangkejeren, Jusmale Ara Senja, menyatakan bahwa pelatihan ini telah menjadi agenda rutin dan sejalan dengan visi-misi Bupati Gayo Lues. “Kegiatan ini adalah inspirasi nyata bagi masyarakat. Apalagi dengan program unggulan Bupati: satu hektar satu kopi, pelatihan ini bisa menjadi inovasi nyata bagi pemuda kota,” ujar Jusmale penuh semangat.
Lebih dari sekadar pelatihan keterampilan, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat serta menjauhkan mereka dari jerat narkotika.
Kepala BNNK Gayo Lues, Fauzul Imam, ST, M.Si menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari program pemberdayaan alternatif dalam upaya memberantas narkoba.
“Peluang kewirausahaan di kota jauh lebih besar. Dengan strategi kolaboratif dan program unggulan GDAD (Grand Design Alternative Development), kita bersama-sama menekan kutifasi ganja di Gayo Lues,” ujarnya. Ia juga mengungkap tantangan berat yang dihadapi: modus operandi penanam ganja yang terus berubah serta iming-iming dana dari cukong yang mencapai Rp10 juta per hektar.
“Namun dengan program seperti ini, masyarakat punya alternatif. Tanaman kopi bisa menggantikan ganja. Kami ingin masyarakat tidak tergiur lagi,” tambahnya.
Sekretaris Daerah Gayo Lues, Jata, SE, MM, mewakili Bupati, turut mengapresiasi inisiatif luar biasa ini. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah sangat mendukung program life skill yang dirancang BNN. “Kegiatan ini harus berkelanjutan. Kami harap peserta bisa menjadi contoh yang menginspirasi kampung lainnya,” ucapnya.
Harapannya, pelatihan Barista Kopi ini tidak berhenti hanya di Blangkejeren, tetapi bisa menjangkau kampung-kampung lainnya di Gayo Lues. Karena sejatinya, upaya pemberantasan narkoba bukan hanya soal penindakan, tetapi juga pemberdayaan dan harapan baru bagi masa depan.
Pelatihan hari ini bukan sekadar menyeduh kopi—ini tentang menyeduh harapan, menyeduh masa depan tanpa narkoba.