Dua tahun setelah lahirnya Kabupaten Gayiues, persisnya tahun 2004, oleh Almarhum Ir. Muhammad Ali Kasim sebagai Pj. Bupati Gayo Lues pertama, mencermati akan kurangnya lembaga yang berkwalitas untuk menempa Sumber Daya Manusia di tanah “tembuninya”, saat itulah muncul ide untuk mendirikan lembaga pendidikan pada tingkat sekolah menengah umum, yang diberi nama SMU Seribu Bukit di Gayo Lues dengan Kepala Sekolah perdana Drs. Uswatuddin.
SMA Seribu Bukit tersebut dijadikan sebuah lembaga yang menjadi anak emas sekaligus sebagai jantung hati masyarakat yang diharapkan mampu mencetak generasi penerus dan pengisi pembangunan di masa mendatang.
Dalam perjalanannya, SMA Seribu Bukit menjadi idola para siswa dan orang tua. Dari rahimnya lahir bibit-bibit unggul, dan setiap tahun ajaran siswanya membludak. Tidak hanya berhenti disana, lulusan sekolah ini dapat diterima dengan undangan diberbagai Perguruan Tinggi Negeri di berbagai daerah.
Diakui, masa jayanya terkadang mengalami pengikisan kwalitas kendati hal ini tidak sepenuhnya benar. Dari sudut pandang kwalitas, mutunya selalu bertahan walau prekwensinya tidak naik.
Dalan pekan terakhir ini, SMA Seribu Bukit mengalami sorotan dengan kehadiran Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, yang melakukan kunjungan untuk memastikan lembaga pendidikan itu berjalan dengan baik. Secercah masalah dijumpai menyangkut pasilitas, kebersihan dan kenyamanan bagi siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.
Dengan tekad serta semangat yang tinggi untuk menjadikan SMA Seribu Bukit dapat meraih simpati banyak pihak, Alhudri dengan cekat memerintahkan Bidang Guru Tenaga Pendidikan, Bidang Sarana dan Prasarana serta Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Aceh turun ke lapangan untuk membenahi berbagai kelemahan dan kekurangan yang ada.
Mantan Bupati Gayo Lues, H. Ibnu Hasim menyampaikan sumbang saran untuk kembali meningkatkan baik mutu dan prasarana di lembaga pendidikan tersebut, diantarnya agar lembaga tersebut diberikan perhatian khusus dengan mengalokasikan dana oprasional yang cukup. Menyediakan/memperbaiki sekalugus menata sarana dan prasarana. Menempatkan guru yang berprestasi, sekaligus memberikan kesejahteraan khusus kepada guru.
Satu hal yang penting kita catat, mari secara bersama kita kembalikan ruh atas tekad suci dan cita-cita didirikannya SMA Seribu Bukit ini. Kita hindari vonis atas berbagai kekemahan dan kesalahan, namun yang terpenting coba kita urai dengan sebuah pertanyaan kenapa ini salah. Dengan demikian kita akan menemukan akar dan solusi untuk menatanya kembali.
Kita diajarkan oleh petatah petitih Gayo, ” Lepas Berulo, Taring Berai”.
Kepada siswa dan pendidik sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, mari bergairah, berinovasi. Riak dan gelombang mengantarkan kita kepada pendewasaan diri.