Laporan Malik Lingga
Menyahuti jeritan warga dan upaya pemerintah merambah keterisoliran kampung terluar di tanah Indatu.
Penjabat Bupati Gayo Lues, Al Hudri bersama rombongan tinjau dan pastikan keadaan warga pedalaman Kampung Lesten Kecamatan Pining secara langsung.
Pagi itu, Minggu (17/9/2023) sekira pukul 9.15 Wib, didepan Balairung Pendopo Bupati Gayo Lues, berkumpul satu rombongan yang terdiri dari ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Gayo Lues Ali Husin, Dandim 0113/GL, Kejari Gayo Lues, dan para SKPK yang ditambah dengan sepasukan team perambah blukar yakni Bluetaxs dan Gayo Lues Trail Adventure.
Dibawah sinar violet pagi mereka beriring dari Pendopo Bupati menuju perempatan arah barat Gayo. Tujuannya Pining, Aceh. Hingga siang pukul 10.20, Bupati bersama rombongan berhenti diturunan curam Genting Gajah Kampung Uring, Pining.
Diturunan ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Gayo Lues (PUPR) Jakaria, didampingi Kepala Bidang Bina Marga Muhammad Amin
memaparkan wacana pembangunan jalan alternatif untuk menghindari kecelakaan tunggal akibat badan jalan yang terlalu curam.
Dijelaskannya, timnya telah melakukan survei awal dan nanti jalan ini akan tembus langsung ke belakang SD Gajah dengan kemiringan jalan berkisar 10% sampai dengan 12%.
“Jalannya landai tidak terlalu mencekam kemiringan nanti akan dibuat dengan memperhitungkan spesifikasi kemampuan alat angkut sesuai jenis material jalan” lapor Jakaria kepada Bupati.
Sebelumnya, menurut informasi yang berhasil dihimpun, hingga beberapa bulan terakhir setidaknya sudah ada empat orang meregang nyawa akibat kenderaan roda dua yang dikendarainya meluncur tidak terkendali karena rem tidak bekerja maksimal akibat jalan terlalu curam.
Pj Bupati Gayo Lues Al Hudri mengambil inisiatif dan memerintahkan kepada dinas terkait untuk membuat jalur alternatif dengan badan jalan yang lebih rendah dari jalan utama. Tujuannya menghindari kecelakaan yang berulang ulang.
Pukul 11.15 Wib. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju pedalaman Lesten.
Intermezo, sedikit mengulik Lesten. Kampung penghujung Gayo Lues ini terdiri dari dua dusun yang dihuni sekitar 90 Kepala Keluarga dengan jarak tempuh sejauh 18 km dari Kecamatan Pining, dan 58 km jika ditempuh dari Ibukota Kabupaten.
Menurut catatan yang berhasil dihimpun jalur menuju Kampung Lesten sudah diaspal sejauh 10 km, sisanya sejauh 8 km belum tersentuh sama sekali. Namun kondisi jalan tersebut kini sudah sangat parah sekali hingga sempat viral karena ada warga yang sakit keras ditandu berjalan kaki menuju Puskesmas Pining.
Dulu, kisaran tahun 2009 ada alat angkut warga yang cukup unik dan itu hanya ada dipedalaman Gayo Lues dan Papua, yakni traktor pertanian yang disebut warga Jonder (Jhon Dere). Alat ini dimanfaatkan warga jadi alat transportasi Lesten – Pining. Hingga kemudian pemerintah mengucurkan dana untuk merambah jalur tersebut.
Pada tahun 2019, pemerintah Aceh pada saat itu dipimpin oleh Gubernur Nova Iriansyah meresmikan pembangunan jembatan Beilie diatas sungai Lesten dengan bentang 104 meter.
Tapi entah kenapa sebelum sempat dinikmati keberadaannya, jembatan yang diagul agulkan akan menjadi penghubung Gayo Lues – Pulo Tige, Aceh Tamiang itu hanyut diterjang sungai Lesten.
Pukul 13.30 Wib. Rombongan tiba dipenghujung jalan Lesten, disini seluruh kendaraan roda empat terpaksa berhenti, karena dijalur ini dibutuhkan kenderaan khusus dengan penampilan khusus. Karena diyakini kenderaan berpenggerak roda empat biasa tidak akan mampu melintasi jalur tersebut.
Mungkin karena rasa tanggung jawab kepada warganya, Pj Bupati Gayo Lues Al Hudri memaksakan diri turun dengan berjalan kaki, dan setelah rehat sebentar ia kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan kenderaan khusus milik Mansyuruddin dari Bluetaxs yang kebetulan tiba dilokasi. Bupati kendarai sendiri dan tancap gas menuju Lesten, sementara yang lain lain ada sebagian dibonceng menggunakan trail.
Setibanya diperkampungan warga, sekira pukul 15.00 Wib, Pj Bupati bercengkrama bersama warga yang kemudian dilanjutkan dengan sholat Ashar ditepi sungai Lesten.
Disini Bupati mengatakan, melihat kondisi jalan ini sangat wajar kalau warga kampung Lesten itu menjerit karena jauh dari akses kehidupan, oleh karena itu Pj Bupati akan berupaya semaksimal mungkin membenahi jalur yang menjadi urat nadi kehidupan warga Lesten.
Pukul 15.30, Al Hudri pamit kepada warga untuk kembali ke Ibukota Kabupaten.
Kini ditangan Pj Bupati Gayo Lues, Al Hudri, warga Lesten menggantungkan asa, mereka berharap Al Hudri akan memanfaatkan waktunya yang relatif singkat tersebut berbenah dipedalaman Lesten.
Disinilah dimulai kisah petualangan itu, sisi lain perjalanan ke Lesten, ditengah hujan badai dan petir yang membahana Al Hudri tancap gas menggunakan mobil Offroad.
Driver driver yang berkemampuan tanggung dilarang melintas!!! Bersambung….