BLANGKEJEREN – Ara News; Grand Design Alternative Development (GDAD) yang diinisiasi oleh Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) untuk mengentaskan budidaya ganja di Provinsi Aceh.
Keberhasilan itu disampaikan Kepala BNN RI Komjen. Pol. Marthinus HukomHukom. SIK. M. Si. Pada kunjungannya ke Gayo Lues pada Senin 22/01/24.
Kehadiran kepala BNN beserta rombongan pejabat BNN lainya ke Gayo Lues untuk meninjau program GDAD yang Dicanangkan pada tahun 2016 silam, GDAD menjadi salah satu program unggulan BNN RI dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) melalui pendekatan dan pelatihan keterampilan (life skill) yang dilakukan oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat di tiga kawasan wilayah Provinsi Aceh, yaitu Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Gayo Lues, dan Kabupaten Bireuen.
Marthinus mengatakan, Memasuki tahun keenam, periode kedua program alternative development yang dilakukan BNN RI bersinergi dengan Pemerintah Daerah Provinsi Aceh bersama kementerian/lembaga terkait ini telah berhasil mencapai keenam misi dari program tersebut, diantaranya mengembangkan ekonomi dan peningkatan pendapatan melalui pembangunan dan pengembangan wilayah dan perekonomian berbasis kearifan lokal serta menyatukan dan menggerakkan potensi masyarakat melalui kemitraan dan sinergi.
Dijelaskan Program alternative development tidak hanya berhasil mengubah mindset petani ganja dengan beralih profesi sebagai petani komoditi unggulan, tetapi juga berdampak nyata meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan ekonomi serta pendapatan dari hasil komoditi unggulan tersebut.
Keberhasilan program alternative development ini salah satunya dapat dilihat pada pencapaian program yang dilakukan BNN RI di Kabupaten Gayo Lues melalui budidaya komoditi kopi. Bekerja sama dengan PT Ujang Jaya International, petani binaan BNN RI di kawasan Kabupaten Gayo Lues dibawah naungan KSU Gayo Coffee Mountain Leuser menerima harga yang sepadan untuk setiap hasil panen biji kopi.
Program alternative development ini melibatkan 207 orang petani yang tergabung dalam 27 kelompok petani, dengan total lahan program alternative development di Kabupaten Gayo Lues adalah seluas 250 hektar, yang tersebar di 4 (empat) titik lokasi, yaitu di Kec. Pantan Cuaca, Kec. Blangkejeren, Blang Pegayon, dan Blang Jerango.
Pada tahun 2023, petani binaan BNN RI di Kabupaten Gayo Lues tersebut telah menghasilkan 396 ton kopi dengan total nilai ekspor mencapai Rp 29.631.000.000,-. BNN RI optimis, program alternative development yang didesain sebagai program terintegrasi, menyeluruh, dan berkelanjutan ini dapat menciptakan masyarakat yang sejahtera dan mandiri sehingga dapat mewujudkan Aceh yang bersih dari kultivasi tanaman ganja serta menjadikan kawasan tersebut sebagai agrowisata pertanian dan edukasi bagi difusi (penyebaran) inovasi alternative development di kawasan lainnya untuk Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba).
Secara terpisah Pj. Bupati Gayo Lues Drs. Al-Jufri mengucapkan terimakasih kepada BNN yang sudah meluncurkan program GDAD di Gayo Lues. Program tersebut sangat membantu memuliakan ekonomi petani Ganja dan merubah prilaku masyarakat petani ganja untuk beralih kepada tanaman lain yang menguntungkan.
Akhudri juga memberikan apresiasi atas kunjungan keplaa BNN RI. Hal tersebut suatu penghargaan yang luar biasa bagi kabupaten terpencil Gayo Lues . Diharapkan program ini terus berlanjut. (A. Diba)